Beranda | Artikel
Mukadimah Qawaid Arba – Terjemah dan Faidah
Senin, 30 Januari 2017

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata :

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Aku memohon kepada Allah Yang Maha Mulia Rabb pemilik Arsy yang Agung, semoga Allah menjadi penolongmu di dunia dan di akhirat, dan semoga Allah menjadikanmu diberkahi dimana pun kamu berada.

Dan semoga Allah menjadikanmu termasuk orang yang jika diberi nikmat bersyukur, apabila diberi cobaan/musibah bersabar, dan apabila berbuat dosa beristighfar. Sesungguhnya ketiga hal ini adalah tanda-tanda kebahagiaan.

Ketahuilah -semoga Allah memberikan bimbingan petunjuk kepadamu untuk bisa taat kepada-Nya- bahwa al-Hanifiyah yaitu millah/agama Ibrahim adalah hendaknya kamu beribadah kepada Allah semata dengan memurnikan agama/amal ketaatan untuk-Nya. Dengan itulah Allah perintahkan segenap manusia dan karena itu pula Allah menciptakan mereka. Sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Faidah :

Di dalam mukadimah ini beliau mengawali risalahnya dengan basmalah. Hal ini adalah termasuk sunnah. Sebagaimana Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mengawali tulisan surat dan perjanjian yang beliau buat dengan basmalah. Sebagaimana surat yang dikirimkan kepada Heraklius pembesar Romawi yang di dalamnya diawali dengan basmalah.

Memulai dengan basmalah memiliki dua fungsi; yaitu untuk memohon pertolongan kepada Allah dengan menyebut nama-Nya. Dan yang kedua adalah untuk mencari keberkahan dalam urusan yang hendak dilakukan dengan cara menyebutkan nama-Nya atau asma’ul husna.

Beliau mengawali risalah ini dengan doa kepada Allah untuk kebaikan pembaca atau orang yang didakwahi. Hal ini menunjukkan bahwa beliau memiliki niat dan keinginan baik bagi pembaca dan orang yang beliau dakwahi. Beliau pun menunjukkan sifat kasih sayang dan kelemahlembutan dalam metode dakwahnya. Beliau memohon kepada Allah agar memperbaiki keadaan hamba-hamba-Nya. Hal ini sekaligus menunjukkan ketergantungan hati yang sangat besar kepada Allah dalam segala urusan dan terutama di dalam berdakwah.

Di dalam doa ini beliau ingin menyampaikan kepada kita bahwa ciri orang yang bahagia itu adalah mensyukuri nikmat Allah, bersabar ketika tertimpa musibah, dan beristighfar atas dosa-dosa. Hal ini juga memberikan faidah bahwa diantara sebab utama kesengsaraan hidup itu adalah kufur terhadap nikmat Allah, tidak bersabar dalam musibah, dan tidak bertaubat dari dosa-dosa.

Beliau juga menjelaskan kepada kita tentang hakikat ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan ajaran setiap rasul yaitu mengajak kepada tauhid dan meninggalkan syirik. Inilah misi hidup manusia di alam dunia, untuk beribadah kepada Allah semata. Dan setiap hamba tidak akan bisa mewujudkan ibadah itu kecuali dengan pertolongan dan bimbingan Allah kepada dirinya. 

Demikian sedikit faidah yang bisa kami tuliskan, semoga bermanfaat.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/mukadimah-qawaid-arba-terjemah-dan-faidah/